Translate

LAGI, PIKAT MEMBANTU REHABILITASI KEBUN SAWIT SETELAH PERANG

Pengguna: T. Nur Jabar AB
Lokasi Kebun : Alue Bata, Nagan Raya, NAD
Luas Pemakaian: 1 hektar (165 pokok)
Jenis Bibit : Tidak diketahui
Umur Tanaman: tahun tanam 1992

Ketika pertama kali datang ke kebun T Nur Jabar kondisinya menyedihkan dan tidak terawat. Terlihat pelepah daun serta daunnya menguning serta janjang dan bunganya sangat jarang. Dan tentu saja produktivitasnya sangat rendah, padahal umur tanaman telah menginjak 15 tahun (saat data diambil).
Karena kecintaannya terhadap tanaman sawit yang terlantar tersebut, Bapak Jabar mencari cara untuk memperbaikinya. Hingga pada akhirnya Bapak Jabar berkenalan dengan pupuk organik premium dengan konsep program PIKAT untuk memberikan therapi. Disebut premium karenan produk tersebut sangat khas dan diperlukan dalam jumlah yang kecil namun memberikan manfaat yang luar biasa.
Awalnya beliau mencoba menerapkan hanya dengan 1 produk saja yaitu POWERNutrition dengan dosis 1 kg/hektar dengan pupuk makronya yang terdiri dari urea, TSP, dan KCL hanya 50 kg/hektar!. Beliau mencampur kedua pupuk tersebut hingga merata, kemudian ditebarkan ke tanaman. Sehingga jika dihitung per pokok total hanya mendapatkan kira-kira 31 gram. Dosis yang jauh dari ideal. Hal ini dapat dimaklumi karena sangat sulit mendapatkan pupuk makro secara eceran di pelosok NAD.
Namun demikian beliau sangat bahagia karena 15 hari setelah aplikasi telah tampak perubahan pada tanaman sawitnya:

  1. Daun-daun dan pelepah yang tadinya kuning berubah menjadi hijau segar hingga sedap dipandang.
  2. Apalagi setelah 2 bulan mulai muncul bunga-bunga secara serempak.
  3. Pada bulan ke-4 buah sudah dapat dilihat. Saat dipanen diperoleh rata-rata 17 kg per janjang yang sebelumnya hanya 10 kg serta buahnya kerdil.
  4. Selama therapi program PIKAT sejak Maret-Juni 2007, telah 5 kali panen dengan hasil 3.360 kg atau 3,36 ton.
  5. Tangkai buah yang renyah memudahkan untuk dipanen. Hal ini penting di NAD karena situasi saat itu yang sangat sulit menemukan orang yang mau bekerja untuk memanen sawit.
Dari data yang diperoleh dapat dihitung bahwa selama 4 bulan program PIKAT, Bapak Jabar telah mendapatkan keuntungan tidak kurang dari 3 juta rupiah (setelah dihitung pengeluaran untuk pembelian bahan pupuk dan tenaga pemupukan serta harga sawit saat itu). Belum termasuk keuntungan dari penghematan penggunaan urea yang sebelumnya sekitar 4 karung (200 kg) menjadi hanya 25 kg!
Selamat untuk Bapak Jabar yang telah mengambil keputusan yang tepat disaat kritis.

Popular Posts